Session A2
State of the World 2024 and Prognosis for 2025
Session Partner: Universitas Jenderal Ahmad Yani (UNJANI)
The year 2024 has witnessed significant geopolitical shifts, with elections in over 70 countries putting the resilience of democracies to the test. The ongoing U.S.-China rivalry continues to dominate, deepening economic decoupling and derisking, military competition, and technological polarization. Tensions and conflict in the Middle East and Europe further contribute to global instability. As we look ahead to 2025, the need for reform in global governance has become more urgent, particularly due to the ineffectiveness of several multilateral mechanisms.
The session "State of the World 2024 and Prognosis for 2025" will explore key developments in 2024 and provide a prognosis for 2025, covering global power shifts, regional conflicts, and the future of international cooperation.
Tahun 2024 dipenuhi dengan perubahan geopolitik yang signifikan, dengan pemilu di lebih dari 70 negara yang menguji ketahanan demokrasi di berbagai belahan dunia. Persaingan antara Amerika Serikat dan Tiongkok terus mendominasi, memperdalam pemisahan ekonomi dan mitigasi risiko, persaingan militer, serta polarisasi teknologi. Ketegangan dan konflik di Timur Tengah dan Eropa semakin memperburuk ketidakstabilan global. Menyambut tahun 2025, urgensi akan reformasi dalam tata kelola global menjadi semakin mendesak, terutama karena ketidakefektifan beberapa mekanisme multilateral dalam menghadapi tantangan ini.
Sesi "State of the World 2024 and Prognosis for 2025" akan membahas perkembangan yang terjadi sepanjang tahun 2024 dan proyeksi untuk tahun 2025, meliputi pergeseran kekuatan global, konflik regional, dan masa depan kerja sama internasional.